Dikarenakan nama blog ini terlalu panjang anda bisa membukanya di

http://thereallymuslim.co.cc

Rabu, Maret 24, 2010

Tauhid

 
Tauhid

Tauhid adalah pegangan pokok dan sangat menentukan bagi kehidupan manusia, karena tauhid menjadi landasan setiap amal. Hanya amal yang dilandasi dengan tauhid, menurut tuntunan islam, yang akan menghantarkan manusia kepada kehidupan yang baik dan kebahagiaan yang hakiki di akhirat kelak.



Namun, apakah sebenarnya yang dimaksud dengan tauhid?

TAUHID, [HAKIKAT DAN KEDUDUKANNYA]

Firman Allah Sub'hanahu wa Ta'alla :

"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepadaku." (Adz-Dzariyat: 56)

"Dan sesungguhnya Kami tlah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), 'sesembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu'." (An-Nahl: 36)
 Thaghut adalah setiap yang diagungkan -selain Allah- dengan dsembah, ditaati, atau dipatuhi; baik yang diagungkan itu berupa batu, manusia, ataupun setan.

"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendakalah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemelihraanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah' dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah 'wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil'." (Al-Isra': 23-24)

"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun(berbuat syirik)."(An-Nisa: 36)


"Katakanlah: 'Marilah kubacakan apa yang diha-ramkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu: jangan-lah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka; dan jangan-lah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membu-nuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar'. Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami (nya). Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfa`at, hingga sam-pai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar ke-sanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil kendatipun dia adalah kerabat (mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat, dan bahwa (yang Kami perintah-kan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ber-takwa." (Al-An'am: 151-153)

 Alhamdulillah insya Allah sekarang kita hampir tahu apakah sebenarnya yang dimaksud tauhid itu?


Jika kalian para pembaca ingin lebih tahu tentang tauhid tunggu postingan lagi OK!!!
Read More..

Senin, Maret 22, 2010

44 Kesalahan Orang Shalat



44 Kesalahan Orang Shalat

Dikarenakan sering dan selalu dilakukan minimal lima kali sehari semalam, shalat menjadi rutinitas yang dilakukan secara otomatis oleh seorang muslim. Dia tak perlu banyak berpikir tentang apa yang dibaca dalam shalat, apa maknanya, sps urgensinya, dan dengan siapa dia berhadapan. Banyak juga yang tak mau tahu, apakah shalatnya sudah benar apa belum, memenuhi syarat sahnya shalat ataukah tidak. Banyak yang masih beranggapan, bahwa jika menjalankan shalat, maka kewajibannya selesai. Maka saya membuat artikel ini untuk membantu orang muslim melaksanakan shalat dengan sebenar-benarnya sesuai sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.


Kesalahan Shalat ke-1

Berjalan Tergesa-gesa ke Masjid Mengejar Ruku'
Di antara kesalahan-kesalahan paling nyata dan sering dilakukan orang yang melakukan shalat adalah, berjalan tergesa-gesa menuju masjid. mereka yang tergesa-gesa ini sebenarnya ingin mendapatkan jamaah bersama imam sebelum ruku' atau sebelum imam mengangkat kepalanya dari ruku', sehingga ia berharap tidak ketinggalan satu rakaat pun dalam shalat jamaahnya.


Berjalan dengan tergesa-gesa adalah perbuatan yang dilarang Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam. Beliau bersabda:

"Apabila shalat telah dimulai, maka jangan kamu mendatanginya tergesa-gesa. Namun datangilah dengan berjalan, dan kamu harus tenang. Lalu, apapun yang kalian dapatkan (bersama imam), maka shalatlah. Dan apa yang kalian tertinggal, maka sempurnakanlah." HR. Al-Bukhari, Muslim, An-Nasa'i, Abu Dawud, dan Ibnu Majah. 

Ada sebuah kisah yang mendukung larangan ini.
Abu Qatadah Radhiyallahu Anhu Mengisahkan; Ketika kami sedang shalat bersama Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam, kami mendengar suara langkah-langkah keras dan hiruk pikuk. Lalu, selepas shalat Rasulullah bertanya, "Apa yang yang kalian lakukan tadi?" Para sahabat menjawab, "kami tergesa-gesa mengejar shalat." Rasulullah bersabda, "Jangan kalian lakukan hal itu. Apabila kalian akan mendatangi shalat jamaah, maka datangilah dgn tenang. Apapun yang kamu dapati dari imam, kerjakanlah. Dan apa yang tertinggal, sempurnakan." HR. Al-Bukhari, Muslim, dan Ahmad.

Dengan kesalahan yang pertama ini kita jadi tahu bahwa tergesa-gesa ke masjid atau mengejar rakaat shalat dalam berjamaah dilarang oleh Rasulullah.
Read More..

Sabtu, Maret 20, 2010

Di Balik Merdunya Nyanyian dan Indahnya Lukisan



Di Balik Merdunya Nyanyian dan Indahnya Lukisan

Siapa yang suka menyanyi atau menggambar? Atau siapa yang suka mendengarkan musik? Mungkin ada banyak orang akan menjawab “Saya!” Ketiga kegiatan tersebut menurut sebagian besar orang bagaikan garam dalam masakan. Banyak orang mengatakan dengan mendengarkan musik atau menggambar akan menjadikan hati yang sedih menjadi terhibur. Namun maukah kalian, wahai saudariku, melihat apa yang Allah Ta’ala dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam perbuat terhadapnya? Jika memang kita mengaku sebagai hamba Allah serta pengikut Rasulullah yang setia, hendaknya kita memperhatikan masalah ini dengan sungguh-sungguh.


Dibalik Merdunya Nyanyian dan Musik

Mungkin ada di antara kita yang pernah mendengar bahwa Islam melarang adanya musik dan gambar. Padahal telah kita ketahui bahwa sesuatu yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya pasti memiliki banyak keburukan bagi manusia.

Allah Ta’ala berfirman, “Dan di antara manusia ada yang mempergunakan perkataan (suara) yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan.” (QS. Luqman: 6)

Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata tentang ayat ini, “Al-Lahwu (suara) di sini adalah lagu (ghina‘).” Pendapat yang sama juga dikeluarkan oleh Ikrimah, Mujahid, al-Hasan, Sa’id bin Zubair, Qatadah dan Ibrahim rahimakumullah yang menyatakan bahwa yang dimaksud al-lahwu adalah lagu. Hasan Al-Basri berkata bahwa ayat tersebut turun untuk menjelaskan tentang nyanyian dan seruling.

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Nanti pasti ada beberapa kelompok dari umatku yang menganggap bahwa zina, sutra, arak dan musik hukumnya halal, (padahal itu semua hukumnya haram).” (HR. Imam Bukhari dan Abu Dawud)

Saudara,saudariku, sebenarnya mengapa Allah dan Rasul-Nya membenci musik dan nyanyian? Ibnu Taimiyyah rahimahullah menyebutkan beberapa di antara bahayanya:

* Musik bagi jiwa seperti arak karena banyak orang yang melakukan berbagai kekejian seperti zina dan penganiayaan dikarenakan mabuknya musik dan penyanyi yang membawakannya. Al-Fadhil bin ‘Iyadh berkata, “Nyanyian adalah tangga menuju zina.”
* Musik dapat menyebabkan pecandunya lebih mencintai penyanyi atau pemain musik lebih daripada cintanya kepada Allah sehingga cintanya tersebut dapat menjatuhkannya ke dalam kesyirikan tanpa dia sadari.
* Musik melalaikan manusia dari ketaatan kepada Allah. Berapa banyak orang yang lebih menyukai musik daripada mendengarkan Al-Qur’an? Berapa banyak orang yang melalaikan sholat karena hatinya tertambat pada lagu atau musik? Maka benarlah apa yang dikatakan oleh Imam Ibnul Qayyim rahimahullah, “Tidak seorang pun yang mendengarkan nyanyian kecuali hatinya munafik yang ia sendiri tidak merasa. Andaikata ia mengerti hakikat kemunafikan pasti ia akan melihat kemunafikan itu di dalam hatinya, sebab tidak mungkin berkumpul di dalam hati seseorang antara ” cinta nyanyian” dan “cinta Al-Qur’an”, kecuali yang satu mengusir yang lain.” Juga perkataan Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, “Nyanyian menimbulkan kemunafikan dalam hati seperti air menumbuhkan sayuran, sedang dzikir menumbuhkan iman dalam hati seperti air menumbuhkan tanaman.” Serta Imam Ahmad rahimahullah, “Nyanyian itu dapat menumbuhkan kemunafikan di dalam hati.” Kemudian ketika ditanya tentang syair-syair Arab yang dinyanyikan, beliau berkata, “Aku tidak menyukainya, ia adalah amalan baru, tidak boleh duduk bersama untuk mendengarkannya.”
begitu juga seperti jaman sekarang yang memperhalusnya dengan sebutan "Nasyid Islami", yang juga dengan alasan sebagai media Dakwah.. Bolehkah aku bertanya kepada kalian, Siapakah yang paling tau cara berdakwah yang paling benar? tentu tidak ragu lagi kita untuk menjawab, Rasulullah Shallahu 'alaihi wasallam, sedangkan Rasulullah tidak pernah sekalipun menggunakannya (baik Nasyid apalagi nyanyian) sebagai media dakwah, begitu pula generasi terbaik, Salafush Shalih (Sahabat, Tabi'in, Tabi'ut Tabi'in), lalu kita untuk mencoba-coba untuk menganggap bahwa ada cara lain yg lebih baik dari metode yang telah ditempuh Rasulullah..
Tempuhlah apa yang telah ditempuh Rasulullah beserta para sahabatnya dalam segala hal, khususnya dalam Metode Berdakwah, dan perlu diketahui, Dakwah tidak akan selalu mencapai puncak keberhasilan, dan Banyaknya pengikut (kuantitas) bukan merupakan ukuran dari kesuksesan dalam medan dakwah, betapa kita lihat bahwa Musailamah Al-Kadzab, seseorang yg mengaku-aku nabi setelah Rasulullah, mempunyai 12 ribu pengikut, apakah lantas kita melegitimasikan dia sebagai nabi karena pengikutnya?? tentu tidak bukan... jadi, Dakwah Rasulullah lebih di titik beratkan kpd Kualitas drpd kuantitas, meskipun sedikit aslakan berbobot itu jauh lebih baik,,,

kembali ke masalah musik,
Jumhur ulama berpendapat bahwa musik dan nyanyian adalah sesuatu yang terlarang, seperti Imam Abu Hanifah dan Imam Asy-Syafi’i yang berpendapat bahwa nyanyian itu tidak disukai (baca = haram) karena menyerupai kebatilan, adapun mendengarkan lagu adalah termasuk dosa.

Nyanyian yang Diperbolehkan

Namun benarkah, dalam Islam semua bentuk nyanyian terlarang? Perlu kita ketahui bahwa ada beberapa nyanyian(syair) "TANPA" musik yang diperbolehkan dalam Islam, yaitu:

1. Nyanyian di hari raya yang dilakukan oleh wanita. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha.

“Rasulullah masuk menemui ‘Aisyah. Di dekatnya ada dua anak perempuan yang sedang memainkan rebana. Lalu Abu Bakar membentak mereka, maka Rasulullah bersabda: biarkanlah mereka, karena setiap kaum mempunyai hari raya dan hari raya kita adalah hari ini.” (HR. Bukhari)
perlu digarisbawahi bahwa wanita yg diperbolehkan hanyalah anak perempuan yg belum memasuki masa Baligh..
2. Nyanyian yang diiringi rebana (Duff) pada waktu pernikahan dengan maksud memeriahkan atau mengumumkan akad nikah dan mendorong orang untuk menikah tanpa berisi pujian akan kecantikan seseorang atau pelanggaran terhadap syari’at. Namun nyanyian ini dinyanyikan oleh wanita dan diperdengarkan di kalangan wanita pula.itupun oleh wanita yg belum baligh alias anak kecil.

Diriwayatkan dari Ar-Rubayyi’ binti Mu’awwidz, ia berkata, “Pernah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke tempatku ketika saya menikah. Beliau duduk di atas kasurku dan jarak beliau dengan saya seperti jarak tempat dudukku dengan tempat dudukmu. Untuk memeriahkan pernikahan kami, beberapa orang gadis tetangga kami menabuh rebana dan menyanyikan lagu-lagu yang mengisahkan para pahlawan Perang Badar. Ketika mereka asyik bernyanyi, ada salah seorang di antara mereka yang mendendangkan, ‘Di tengah-tengah kita ada Nabi yang mengetahui apa yang akan terjadi besok.’ Mendengar syair seperti itu Nabi berkata kepadanya, ‘Tinggalkan ucapan seperti itu! Bernyanyilah seperti nyanyian-nyanyian sebelumnya saja!’” (HR. Bukhari)

3. Nyanyian pada waktu kerja yang mendorong untuk giat dan rajin bekerja terutama bila mengandung do’a atau nyanyian yang berisi tauhid atau cinta kepada Rasulullah yang menyebut akhlaknya atau berisi ajakan jihad, memperbaiki budi pekerti, mengajak persatuan, tolong-menolong sesama umat atau menyebut dasar-dasar Islam.

Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan rahimahullah berkata bahwa syair-syair yang diperdengarkan di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bukanlah dilantunkan dengan paduan suara semacam nyanyian-nyanyian, dan tidak pula dinamakan nasyid-nasyid Islami, namun ia hanyalah syair-syair Arab yang mencakup hukum-hukum dan tamtsil (permisalan), penunjukan sifat keperwiraan dan kedermawanan. Selain itu, para sahabat melantunkannya secara sendirian dikarenakan makna yang terdapat di dalamnya. Mereka melantunkan sebagai syair ketika bekerja yang melelahkan, seperti membangun (masjid) serta berjalan di waktu malam saat safar (jihad). Maka perbuatan mereka ini menunjukkan atas diperbolehkannya lantunan (syair) ini, dalam keadaan khusus (seperti) ini. Selain itu, mereka tidak pernah menjadikan nyanyian sebagai kebiasaan yang dilakukan terus-menerus, karena para shahabat adalah generasi yang selalu mengisi hari-harinya dengan Al-Qur’an dan tidak pernah tersibukkan dengan selain Al-Qur’an.

4. Adapun terbang (rebana) hanya boleh dimainkan pada waktu hari raya serta pernikahan dan tidak boleh dipakai ketika berdzikir seperti yang biasa dilakukan oleh kaum sufi, karena Rasulullah dan para shahabatnya tidak pernah melakukannya.

Obat Bagi Hati

Jika setiap penyakit ada obatnya, maka bagaimana cara untuk mengobati kecanduan akan musik dan nyanyian? Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu rahimahullah menyebutkan 3 cara menghindari nyanyian dan musik:

1. Menjauhkan diri dari mendengarkan nyanyian dan musik melalui televisi, radio, dan lain-lain, terutama lagu-lagu yang seronok.

2. Membaca Al-Qur’an, terutama surat Al-Baqarah.

“Sesungguhnya syaitan lari dari rumah yang di dalamnya dibacakan surat Al-Baqarah.” (HR. Muslim)

3. Mempelajari riwayat hidup Rasulullah sebagai seorang yang berakhlak mulia serta para shahabatnya.

Untuk pertama kali, mungkin masih ada yang merasa sulit untuk menghilangkan kebiasaan mendengarkan musik. Namun saudariku, kita harus yakin bahwa dalam setiap larangan-Nya selalu ada hikmah yang besar bagi kita.

Hakikat Dibalik Keindahan Lukisan, Gambar dan Patung

Hakikat diutusnya para nabi dan rasul adalah untuk mendakwahkan kepada manusia agar menyembah pada Allah semata, yaitu memurnikan aqidah dari kesyirikan. “Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada setiap umat (yang berseru) sembahlah Allah dan tinggalkan thaghut itu. ” (QS. An-Nahl: 36)

Pada zaman dahulu, banyak orang menjadi kafir karena menyembah patung di samping menyembah Allah ‘Azza wa Jalla sebagaimana orang-orang Quraisy yang kafir karena menyembah berhala. Awal mula penyembahan patung adalah karena sikap orang-orang pada zaman Nuh ‘alahissalam berlebihan dalam mengagungkan orang shalih. Setelah orang-orang shalih itu meninggal, mereka kemudian membuat patung orang-orang shalih tersebut yang lama-kelamaan menjadikannya sebagai sesembahan. Inilah salah satu sebab mengapa Islam melarang memajang patung maupun membuat gambar makhluk bernyawa karena hal itu dapat menjadi sarana terjadinya kesyirikan.

Banyak orang yang berkata bahwa sekarang ini sudah tidak ada orang yang menyembah patung lagi. Namun hal tersebut adalah sebuah kekeliruan besar. Berapa banyak orang-orang yang kufur (Nasrani, Hindu, Budha, dll) karena mereka lebih memilih menyembah patung yang tidak memiliki kekuasaan sedikitpun daripada menyembah Allah ‘Azza wa Jalla? Apakah patung-patung tersebut mampu melindungi pemujanya ketika mereka dalam kesusahan? Jangankan membela pemujanya, membela diri mereka saja mereka tidak akan bisa. Yang ada justru pemujanya yang melindungi mereka, karena bagaimanapun patung-patung itu adalah benda mati yang dibuat oleh manusia.

Benarkah Islam telah melarang adanya patung dan membuat gambar-gambar makhluk bernyawa? Lalu apa buktinya? Allah Ta’ala berfirman, “Dan mereka berkata, Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwad, Yaghuts, Ya’uq dan Nashr. Dan sesudahnya mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia).’” (QS. Nuh: 23-24)

Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, “Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangiku. waktu itu tirai penutup bilik saya berupa kain tipis yang penuh dengan gambar (dalam riwayat lain disebutkan: terdapat gambar kuda-kuda bersayap.) Melihat tirai tersebut, beliau merobeknya dan wajahnya terlihat merah padam. Beliau kemudian bersabda, ‘Wahai ‘Aisyah, manusia yang disiksa dengan siksaan yang paling keras pada hari kiamat kelak adalah orang-orang yang membuat sesuatu yang menyerupai ciptaan Allah’ (Dalam riwayat lain: ‘Sesungguhnya pembuat gambar-gambar ini kelak akan disiksa dan dikatakan kepadanya, ‘Hidupkanlah apa yang telah kamu ciptakan ini!” Beliau kemudian bersabda, “Sesungguhnya rumah yang di dalamnya terdapat gambar-gambar tidak akan dimasuki malaikat.”) ‘Aisyah berkata, ‘Saya kemudian memotong kain tersebut dan menjadikan sebuah bantal atau dua bantal. (Saya kemudian melihat beliau duduk di atas salah satu dari dua bantal itu meskipun bantal tersebut masih bergambar.)’” (HR. Bukhari, Muslim, Al-Baihaqi, Al-Baghawi, Ats-Tsaqafi, ‘Abdurrazaq dan Ahmad)

Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullahu Ta’ala mengomentari hadist tersebut dengan adanya dua petunjuk:

Pertama, haramnya menggantung gambar atau sesuatu yang mengandung gambar.

Kedua, larangan membuat gambar, baik berupa patung maupun gambar biasa. Dengan kata lain menurut mayoritas ulama, baik yang memiliki bayangan (3 dimensi) atau tidak.

Hadist di atas dikuatkan dengan hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu yang mengisahkan bahwa Jibril ‘alaihissalam mendatangi rumah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian berkata kepada beliau, “Sesungguhnya di dalam rumah tersebut terdapat korden yang bergambar. Oleh karena itu, hendaklah kalian memotong kepala gambar-gambar tersebut, lalu jadikanlah sebagai hamparan atau bantal, lalu gunakanlah untuk bersandar, karena kami tidak mau memasuki rumah yang di dalamnya terdapat gambar-gambar.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah memerintahkan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, “Jangan kau biarkan patung-patung itu sebelum kau jadikan tidak berbentuk dan jangan pula kau tinggal kuburan yang menggunduk tinggi sebelum kau ratakan.” (HR. Muslim)

Adapun gambar bagian-bagian tubuh kecuali muka adalah diperbolehkan menurut sebagian ulama semisal gambar tangan, kaki, dan lain-lain. Hal ini berdasarkan hadist Rasulullah, “Di dalam rumah itu terdapat tirai dari kain tipis yang bergambar patung dan di dalam rumah itu terdapat seekor anjing. Perintahkan agar gambar kepala patung yang berada di pintu rumah itu dipotong sehingga bentuknya menyerupai pohon, dan perintahkan agar tirai itu dipotong dan dijadikan dua buah bantal untuk bersandar dan perintahkan agar anjing itu dikeluarkan dari rumah.” (HR. At-Tirmidzi dalam Al-Adab 2806)

Bahaya Patung dan Gambar

Islam tidak mengharamkan sesuatu kecuali adanya bahaya yang mengancam agama, akhlak dan harta manusia. Islam melarang patung dan gambar makhluk bernyawa karena banyak mendatangkan bahaya:

1. Patung dan gambar dapat menjadi sarana kesyirikan, karena awal mula dari kesyirikan dan kekufuran adalah adanya pemujaan terhadap patung dan berhala.

2. Pada masa sekarang ini banyak dipasang gambar-gambar wanita yang terbuka auratnya di sepanjang jalan dengan ukuran sangat besar. Hal ini seakan-akan sudah dianggap sebagai sesuatu yang biasa, padahal Islam sangat memuliakan wanita. Namun justru wanita sendiri yang rela dirinya dieksploitasi dengan dalih seni dan keindahan.

3. Manusia yang paling pedih siksanya adalah pelukis dan pembuat gambar karena mereka meniru ciptaan Allah.

“Orang yang paling mendapat siksa pada hari kiamat adalah para pembuat gambar (pelukis)” (HR. Bukhari dan Muslim)

“Sesungguhnya pemilik gambar ini akan diadzab dan akan dikatakan kepada mereka. Hidupkanlah apa yang telah engkau ciptakan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Membuat patung dan gambar adalah merupakan pemborosan karena biaya yang dihabiskan untuk membuat maupun membelinya kadang sampai mencapai jutaan rupiah.

5. Malaikat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat gambar atau lukisan makhluk yang bernyawa. Hal ini didasarkan pada sabda Rasulullah, “Malaikat tidak akan masuk rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan lukisan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Gambar dan Patung yang Diperbolehkan

Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu menyebutkan bahwa terdapat beberapa gambar dan patung yang diperbolehkan, yaitu:

1. Gambar dan patung selain makhluk bernyawa.

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata, “Apabila anda harus membuat gambar, gambarlah pohon atau sesuatu yang tidak ada nyawanya.” (HR.Bukhari)

2. Gambar-gambar yang dipasang di kartu pengenal seperti paspor, SIM dan lain-lain yang diperbolehkan karena keperluan darurat.

3. Foto penjahat agar mereka dapat ditangkap untuk dihukum.

4. Barang mainan anak perempuan yang dibuat dari kain seperti boneka berupa anak kecil yang dipakaikan baju dengan maksud untuk mendidik rasa kasih sayang pada anak perempuan. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Saya bermain-main dengan boneka berbentuk anak perempuan di depan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Bukhari)

5. Diperbolehkan gambar yang dipotong kepalanya sehingga tidak menggambarkan makhluk bernyawa lagi. Hal ini berdasarkan perintah malaikat Jibril ‘alaihissalam kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk memotong kepala gambar seperti pada hadist yang telah disebutkan sebelumnya.

Demikianlah bagaimana agama yang hanif (lurus) ini telah menggariskan yang terbaik bagi manusia. Hanya orang-orang yang beriman yang akan mengikuti apa yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya dengan bersegera dan penuh keikhlasan. Semoga kita semua termasuk ke dalam golongan hamba-hamba-Nya yang bertaqwa. Allahu Ta’ala a’lam.

Maraji’:

Adab Az-Zifaf (edisi terjemah) karya Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani

Bimbingan UntukPribadi dan Masyarakat (Taujihaat Islamiyyah) karya Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu

Al-Amru bil Ittiba’ wan Nahyu ‘anil Ibtida’ (edisi terjemah) karya Imam As-Suyuthi
Read More..

Sabtu, Maret 13, 2010

Dominasi dalam Islam

MENINGKATKAN WAWASAN KEISLAMAN

Dalam rangka meningkatkan wawasan keislaman kita, maka perlu kita memahami beberapa hal berikut:


1) Islam adalah agama Tauhid

Artinya sebuah agama yang mengajarkan akan ke Esaan Allah Sebagai penguasa alam semesta.Maka beriman kepada pencipta alam semesta merupakan kenyataan yang bisa diterima oleh setiap akal sehat. pencipta itu ialah Allah yang hanya dia saja yang berhak disembah. oleh karena itu do'a kita, sholat kita, tawakkal kita dan lain-lain. Terutama dalam berdo'a. Rasulullah bersabda : "Do'a itu adalah ibadah." (Hadis Hasan Shahih riwayat Turmudzi)



2) Islam agama pemersatu dan bukan pemecah belah.

Allah berfirman: "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali(agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai...."(QS. Ali Imran 103).

Islam mengajarkan agar beriman kepada semua utusan Allah yang diutusNya untuk memberikan petnjuk kepada umat manusia dan untuk mengatur kehidupannya dan beriman bahwa Rasulullah Muhammad adalah penutup semua Rasul-rasul Allah. Beliau diutus kepada seantero manusia untuk menyelamatkan mereka dari kelaliman, dan dari agama-agama palsu.



3) Islam adalah agama yang mudah.

Jelas dan bisa dimengerti. Islam tidak mengakui Tahayyul dan kepercayaan yang merusak serta falsafah yang sulit,ia dapat diterapkan di segala tempat dan waktu.



4) Islam tidak memisahkan antara moril dan materiel.

Ia memandang kehidupan ini sebagai kesatuan yang meliputi keduanya. Ia tidak mengambil salah satunya dan meninggalkan yang lain.



5) Islam mengajarkan persamaan, persaudaraan sesama muslim.

Ia anti terhadap semua yang bersifat perbedaan daerah dan tingkat sosial. Allah berfirma: "Sesungguhnya orang yang mulia pada sisi Allah di antaramu adlah yang paling takwa di antaramu." (QS. Al-Hujurat 13).



6) Islam tidak mengajarkan kekuasaan pendeta yang memonopoli agama.

Islam juga tidak mengenal pikiran yang sulit dibuktikan kebenarannya. Juga tidak mengenal apa yang disebut pembesar-pembesar agama yang dipuja. Setiap manusia bisa mempelajari Al-Quran dan Hadits Rasulullah menurut paham-paham orang-orang shaleh dahulu, kemdian mewarnai kehidupan masyarakat sesuai dengan Qur'an dan Hadits.



7) Islam adalah agama Hanif (lurus) dan melarang kesyirikan.

Yaitu: menyamakan Selain Allah dengan Allah pada apa-apa yang hanya menjadi kekhususan bagi Allah.

Allah Berfirman: "Dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan dengan dia. barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia Seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh." (QS. Al-Haj 31).

Barangsiapa yang meninggalkan keimanan, maka kedudukannya adalah seperti orang yang jatuh dari langit, lalu tubuhnya hancur berkeping-keping, karena disambar oleh burung atau dihempas oleh angin dan terlempar di tempat yang jauh. Demikianlah orang yang melakukan kesyirikan dan meninggalkan dari berpegang teguh terhadap keimanan, maka ia akan disambar oleh syaithon dari segala arah, lalu dicabik-cabik kemudian dibawa kepada kesirnaan agamanya dan dunianya.
Read More..
Powered By Blogger